Menulis Adalah Proses Bernalar
Menulis merupakan aktivitas yang tidak pernah berhenti dalam hal apapun yang menyangkut dengan pekerjaan , pendidikan , bahkan hiburan. Namun , tidak semua orang menyukai dengan pelajaran menulis . Padahal menulis akan membuka dan menggerakkan wawasan dalam berpikir , bernalar , berinterospeksi , berorientasi , dan yang lainnya untuk mencangkup ilmu atau pengetahuan yang lebih luas lagi.
Mengarang maupun menulis merupakan salah satu bentuk untuk melatih penggunaan tata bahasa yang benar . Jika seseorang tertarik untuk menulis dan mengarang , maka seseorang tersebut akan cepat menyerap dan menangkap suatu ide atau gagasan guna mengembangkan kemampuan proses bernalarnya.Tata bahasa , ejaan , kosakata , dan ragam bahasa merupakan penerapan dari pengetahuan menulis yang akan membentuk sebuah karangan atau wacana dimana menjadi suatu karangan yang logis , koheren dan sistematik. Namun , harus diperhatikan susunan kalimatnya , agar unsur-unsur yang terkandung dalam kalimat menjadi sistematik dan mudah untuk dipahami pembaca.
Pembelajaran menulis harus menggunakan atau didukung oleh kemampuan bahasa seperti ; pilihan bahasa atau kata yang jelas , membaca , dan ide atau gagasan. Sehingga , proses bernalarpun akan mudah dicermati . Dengan demikian , menulis sebagai sarana untuk melatih kemampuan otak , ataupun kegiatan yang sangat menyenangkan seperti menulis puisi . Ini dapat menjadikan latihan yang positif dimana proses pembelajaran dan bernalar untuk melatih daya pikir seseorang bahkan mengembangkan bakat dan wawasannya.
Proses penalaran seperti itu tidak hanya berlaku dalam penulisan. Lebih dari itu, proses penalaran yang memperhatikan ketiga komponen itulah yang disebut bernalar secara logis dan kritis. Tentu, kemampuan itu harus dimiliki oleh semua mahasiswa.Dalam proses pembelajaran, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk mendeskripsikan suatu hal atau sebuah fenomena (kemampuan deskriptif). Level pembelajaran atau berfikir mahasiswa harus melebihi itu, yakni analitis, kritis, bahkan hingga solutif. Level berfikir ini harus diwujudkan dalam setiap aktivitas pembelajaran, baik dalam diskusi maupun dalam penulisan naskah ilmiah.Menulis adalah aktivitas yang dapat melatih kemampuan berfikir logis dan kritis. Apalagi menulis untuk media massa. Selain harus dibangun dengan klaim, argumen, dan data yang logis, (ruang) tulisan juga dibatasi sehingga harus singkat dan padat. Ini tentu dapat mempertajam daya kritis dalam melihat realitas di sekitar kita. Oleh karenanya, saya mengamini rekomendasi Hadziq agar terus berlatih menulis untuk media massa.
Berpikir dan Bernalar
Setiap saat selama hidup kita, terutama dalam keadaan jaga (tidak tidur), kita selalu berpikir. Berpikir merupakan kegiatan mental. Pada waktu kita berpikir, dalam benak kita timbul serangkaian gambar tentang sesuatu yang tidak hadir secara nyata. Kegiatan ini mungkin tidak terkendali, terjadi dengan sendirinya, tanpa kesadaran, misalnya pada saat-saat kita melamun. Kegiatan berpikir yang lebih tinggi dilakukan secara sadar, tersusun dalam urutan yang saling berhubungan, dan bertujuan untuk sampai kepada suatu kesimpulan. Jenis kegiatan berpikir vang terakhir inilah yang disebut kegiatan bernalar.
Berdasarkan uraian di atas, dapatlah dicatat bahwa proses bernalar atau singkatnya penalaran merupakan proses berpikir yang sistematik untuk memperolch kesimpulan berupa pengetahuan. Kegiatan penalaran mungkin bersifat ilmiah atau tidak ilmiah. Dari prosesnya, penalaran itu dapat dibedakan sebagai penalaran induktif dan deduktif. Penalaran ilmiah mencakup kedua proses penalaran itu.
Senin, 05 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar