Minggu, 27 Desember 2009

Outline

Outline

soal :

1. Jelaskan pengertian kerangka karangan/outline ?

2. Jelaskan manfaat outline ?

3. Jelaskan langkah-langkah menyusun outline ?

4. Sebutkan macam-macam outline ?


1. Outline (kerangka karangan) adalah salah satu metode dalam pembuatan karangan yang mana topiknya dipecah kedalam sub-sub topic dan munggkin dipecah lagi kedalam sub-sub topic yang lebih terperinci

2. Manfaat Outline

a. Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.

b. Untuk menyusun karangan secara teratur.

Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.

c. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda.

Setiap tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya terhadap klimaks utama tadi. Tiap bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca dapat terpikat secara terus menerus menuju kepada klimaks utama, maka susunan bagian-bagian harus diatur pula sekian macam sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda yang dapat memikat perhatian pembaca.

d. Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih.

Ada kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan; misalnya, bila penulis tidak sadar betul maka pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu berbeda dengan yang diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan bertentangan satu sama lain. Hal yang demikian ini tidak dapat diterima. Di pihak lain menggarap suatu topik lebih dari satu kali hanya membuang waktu, tenaga, dan materi. Kalau memang tidak dapat dihindari maka penulis harus menetapkan pada bagian mana topik tadi akan diuraikan, sedangkan di bagian lain cukup dengan menunjuk kepada bagian tadi.

e. Memudahkan penulis mencari materi pembantu.

Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu.

Bila seorang pembaca kelak menghadapi karangan yang telah siap, ia dapat menyusutkan kembali kepada kerangka karangan yang hakekatnya sama dengan apa yang telah dibuat penggarapnya. Dengan penyusutan ini pembacaakan melihat wujud, gagasan, struktur, serta nilai umum dari karangan itu. kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan Dalam bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan dipertimbangkan secara menyelurih, bukan secara terlepas-lepas

3. Langkah- langkah menyusun Outline
> Cantumkan sub – sub bagian
> Pergunakanlah tanda yang berbeda untuk memperlihatkan tingkat (hierarki) butir – butir dalam kerangka
> Jagalah agar hubungan antara bagian dengan sub bagiannya selalu konsistan dan jelas
> Mulailah dengan pembagian secara garis besar dahulu dengan menyeluruh
> Setelah itu uraikan setiap butir kedalam sub-sub bagian


4. Macam macam outline

A. Berdasar Sifat Rinciannya:

1. Kerangka karangan Sementara / Non-formal:

cukup terdiri atas dua tingkat, dengan alasan:

a) topiknya tidak kompleks

b) akan segera digarap

2. Kerangka karangan formal:

terdiri atas tiga tingkat, dengan alasan:

a) topiknya sangat kompleks

b) topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap

Langkah-langkahnya yaitu :

Rumuskan tema berupa tesis , kemudian pecah-pecah menjadi sub-ordinasi yang dikembangkan untuk menjelaskan gagasan utama. Tiap sub-ordinasi dapat dirinci lebih lanjut. Tesis yang dirinci minimal tiga tingkat sudah dapat disebut kerangka karangan formal.

Agar tingkatan-tingkatan jelas hubungannya, dipergunakan simbol-simbol dan tipografi yang konsisten bagi tingkat yang sederajat.

Simbol-simbol dapat berupa:

Topik tingkat 1: angka Romawi I, II, dan seterusnya

Topik tingkat 2: huruf kapital A, B, dan seterusnya

Topik tingkat 3: angka Arab 1, 2, dan seterusnya

Topik tingkat 4: huruf kecil a, b, dan seterusnya

Topik tingkat 5: angka Arab dalam kurung (1), (2) , dan seterusnya

Topik tingkat 6: huruf kecil dalam kurung (a), (b), dan seterusnya

Sabtu, 19 Desember 2009

Diksi


1. Apa pengertian diksi?
diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.

2.Hal-hal yang mempengaruhi pilihan kata berdasarkan kemampuan pengguna bahasa!
Hal-hal yang mempengaruhi pilihan kata berdasarkan kemampuan pengguna bahasa terkait dengan kemampuan mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mampu mengomunikasikan secara efektif kepada para pembaca atau pendengarnya.

3. Sebutkan dan jelaskan fungsi diksi !
Fungsi diksi adalah sebagai berikut:
1. Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal,
2. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca,
3. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar,
4. Menciptakan suasana yang tepat,
5. Mencegah perbedaan penafsiran,
6. Mencegah salah pemahaman, dan
7. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.

Topik Karangan

Dalam memilih topik karangan ada beberapa syarat yang harus diperhatikan yaitu :
  • Topik harus menarik perhatian penulis . Yaitu untuk memotivasi pengarang secara terus menerus untuk mencari data yang mendukung pengarang untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya agar dapat menyelesaikan tulisan dengan sebaik-baiknya . Sebaliknya jika suatu topik sama sekali tidak disenangi oleh penulis maka akan menimbulkan kekesalan dan juga menimbulkan rasa malas kepada penulis untuk menyelesaikan tulisannya tersebut.

  • Diketahui oleh penulis. Penulis hendaknya mengerti dan mengetahui meskipun hanya prinsip-prinsip ilmiahnya saja.

  • Jangan terlalu teknis atau kontroversial atau baru. Bagi penulis pemula, topik yang terlalu baru kemungkinan belum ada referensinya dalam kepustakaan. Topik yang terlalu teknis kemungkinan dapat mencegah penulis bila tidak benar-benar menguasai paham penulisannya. Topik yang kontroversial juga akan menimbulkan kesulitan untuk nbertindak secara obyektif.

  • Bermanfaat. Topik yang dipilih hendaknya bermanfaat jika ditinjau dari segi akademis maupun segi praktisnya.

  • Jangan terlalu luas. Penulis harus dapat membatasi topik yang akan dipilih. Setiap penulis harus sangat yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup sempit dan terbatas untuk digarap sehingga tulisannya dapat terfokus.

Pembatasan topik sekurang-kurangnya dapat membantu pengarang dalam beberapa hal yaitu :

  • Memungkinkan penulis dengan keyakinan dan kepercayaan bahwa topik itu benar-benar diketahui

  • Memungkinkan penulis mengadakan penelitian lebih intensif mengenai masalahnya

Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan cara :

  • Tetapkanlah topik dalam kedudukan sentral

  • Ajukan pertanyaan apakah topik tersebut masih dapat dirinci atau tidak, bila dapat maka tempatkanlah dibawahnya atau sebagai cabangnya

  • Tetapkanlah yang mana subtopik yang akan dipilih

  • Ajukanlah pertanyaan apakah subtopik yang dipilih masih dapat dirinci lebih lanjut, bila dapat berikan cabang lagi

Syarat-syarat judul yang baik yaitu :

  • Original

  • Asli

  • Relevan

  • Provokatif

  • Singkat

Kalimat Efektif



Suatu kalimat dapat dikatakan efektif jika telah berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis.

Syarat-syarat kalimat yang baik yaitu :
  • Strukturnya benar
  • Pilihan katanya tepat
  • Hubungan antar bagiannya logis
  • Ejaan yang digunakan harus benar

Ciri-ciri kalimat efektif yaitu memiliki :

  • Kesatuan gagasan . Memiliki subyek, predikat, serta unsur-unsur lain seperti obyek dan keterangan yang saling mendukung dan membentuk suatu kesatuan yang tunggal.
  • Kesejajaran. memiliki kesamaan bentukan atau imbuhan, maksudnya jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja imbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
  • Kehematan. Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu.
  • Penekanan. kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan. Caranya yaitu : mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan meletakkan bagian yang penting di depan kalimat, menggunakan partikel penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel -lah, -pun, -kah, menggunakan repetisi yaitu dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting, menggunakan pertentangan yaitu dengan mengunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna atau maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
  • Kelogisan. Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis atau masuk akal.

Senin, 12 Oktober 2009

Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian,yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan,menurut hubungan pembicara,kawan bicara,orang yang dibicarakan,serta menurut medium pembicara.

Hal-hal yang menyebabkan terjadinya ragam bahasa bisa karena situasi resmi sperti;di sekolah,di kantor,atau dalam pertemuan resmi.Sebaliknya dalam situasi tak resmi seperti;di rumah,di taman,di pasar,kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.

berdasarkan media dan sarananya ragam bahasa,ditemukan dalam ragam lisan dan tulisan.Surat merupakan salah satu bentuk komunikasi tulis yang masih sangat penting sampai saat ini.Gagasan atau informasi secara lengkap dapat disampaikan penulis melalui surat.